Karies gigi adalah masalah kesehatan yang prevalensinya masih cukup tinggi. Data World Health Organisation
(WHO) tahun 2005 menunjukkan bahwa
90% dari jumlah anak di dunia mengalami
masalah kerusakan gigi. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, karies
gigi diderita oleh 72,1% penduduk
Indonesia dan dalam 12 bulan terakhir
sebanyak 23,4% penduduk Indonesia
mengeluhkan adanya masalah pada gigi
dan mulutnya. Dari jumlah tersebut, hanya
29,6% yang mencari pertolongan dan
mendapatkan perawatan dari tenagakesehatan. Hal ini mengindikasikan masih
rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat
utilisasi masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan gigi.
Masih menurut riset
tersebut, 91,1% masyarakat Indonesia yang
berumur di atas 10 tahun, meskipun sudah
menggosok gigi setiap hari, namun hanya
sebesar 7,3% yang telah menggosok gigi
secara benar, yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Unilever ditahun
2007, hanya terdapat 5,5% masyarakat
Indonesia yang memeriksakan kesehatan
gigi secara teratur ke dokter gigi.
Periode 6-12 tahun merupakan masa
usia sekolah dasar, dimana usia 10 – 12 penelitian yang dilakukan Unilever ditahun
2007, hanya terdapat 5,5% masyarakat
Indonesia yang memeriksakan kesehatan
gigi secara teratur ke dokter gigi.
Periode 6-12 tahun merupakan masa
usia sekolah dasar, dimana usia 10 – 12 sekolah merupakan suatu tindakan
pemeliharaan kesehatan gigi yang dapat
mengurangi penyakit gigi dan mulut,
seperti periodontitis kronis dan karies.
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat
hubungannya dengan perilaku. Perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang baik akan sangat berperan dalam
menentukan derajat kesehatan dari masingmasing
individu. Oleh karena itu perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang kurang baik harus diubah.
Lingkungan sangat berperan dalam
pembentukan perilaku seseorang, di
samping faktor bawaan. Lingkungan
masyarakat di mana individu itu berada
akan ikut berperan dalam pembentukan
perilaku seseorang, oleh karena itu untuk
mengubah perilaku dibutuhkan peran serta
masyarakat dimana individu tersebut
berada. Lingkungan terdekat di mana
individu berada yaitu lingkungan keluarga
dan lebih luas lagi yaitu lingkungan
sekolah. Di sini peran orang tua dan guru
sangat menentukan dalam melakukan
perubahan perilaku dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan pendidikan yang
diberikan orang tua dan guru sangat
membantu pembentukan perilaku anak.